Bahan Bakar Minyak

BBM (bahan bakar minyak): adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil).

Selasa, 06 Desember 2022

Viral Beli BBM Pakai Kartu Debit Kena Goceng, Pertamina Buka Suara



BBM - PT Pertamina (Persero) buka suara terkait viral keluhan netizen yang dikenakan biaya admin Rp5.000 saat membeli BBM dengan pembayaran kartu debit. Kejadian tersebut terjadi di SPBU Pertamina TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Communication Marketing Operation Region Jakarta dan Jawa Barat PT Pertamina Eko Kristiawan membenarkan kejadian tersebut. Namun, tindakan tersebut disebut bukan arahan dari Pertamina.

"Tidak seperti itu seharusnya, sebenarnya tidak dikenakan biaya tambahan," ujarnya di Integrated Terminal Pertamina, Jakarta Utara, Selasa (27/9).

Ia mengatakan petugas yang meminta biaya tambahan kepada pembeli BBM telah ditegur. Konsumen yang terkena biaya tambahan juga telah dihubungi oleh Pertamina.

"Kejadian kemarin itu adalah sebuah kasus ya dan operator tersebut juga sudah kita tegur. Kemudian, kita juga sudah berusaha menghubungi konsumen tersebut," jelasnya.

Sebelumnya, seorang pembeli pertalite mengeluhkan dikenakan biaya admin Rp5.000 saat menggunakan kartu debit BCA. Mengutip detik, keluhan itu diunggah pengguna Tiktok dengan akun Apinka24.

"Baru aja isi bensin di SPBU Pertamina di TB Simatupang, itu lho yang dekat DEPTAN. Habisnya kan Rp326 ribu lalu bayarnya pakai kartu debit ATM BCA jadi Rp 331 ribu. Kata Mas Feby petugasnya kena admin Rp 5.000. Ini admin apa ya? Apa ini berlaku di semua pom bensin atau pom bensin ini saja?" keluhnya.

Pertamina Bantah Warna Keruh Bikin Pertalite Boros



BBM - PT Pertamina (Persero) buka suara terkait su yang beredar di media sosial soal warna BBM pertalite berubah menjadi lebih keruh. Perubahan warna dituding sebagai biang kerok kualitas pertalite menurun dan boros.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan tidak ada perubahan spesifikasi BBM, baik kandungan maupun warnanya. Ia mengatakan sampel setiap BBM yang akan disalurkan ke SPBU sudah melewati proses pengujian agar standar dan mutunya sesuai dengan yang diatur oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Sampel yang dilakukan di laboratorium itu masih masuk spesifikasi, baik kandungan dan warnanya," ujarnya di Integrated Terminal Pertamina, Jakarta Utara, Selasa (27/9).

Ia mengatakan warna BBM tidak akan berubah bahkan hingga setahun. Selain itu, warna BBM disebutnya tidak berpengaruh pada kualitas BBM sehingga tidak membuat penggunaan BBM menjadi lebih boros.

"Kami tegaskan bahwa warna tidak berimplikasi terhadap performa atau spesifikasi dari BBM itu sendiri. Warna itu hanya sebagai pembeda supaya masyarakat tahu mana yang disebut pertamax, pertalite, dan lain-lain," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Manager Integrated Terminal Pertamina Jakarta Andi Ramadhan menjelaskan Pertamina selalu melakukan pengecekan sampel BBM setelah diterima dari kilang maupun sebelum disalurkan ke SPBU. Ia mengatakan BBM yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan diterima oleh Pertamina.

"Jadi sebelum kita terima, di kapal dan kilang diperiksa. Kalau off nggak diterima. Tujuh kali (pemeriksaan) dari kapal sama kilang sampai ke sini," ujarnya.

Sebelumnya, media sosial diramaikan perbincangan mengenai warna BBM Pertalite yang keruh. Mengutip CNBC Indonesia, sejumlah akun Facebook membagikan gambar yang menunjukkan perbedaan warna antara pertalite sebelumnya dengan saat ini.

Isi Pertalite Sekarang Diduga Bikin Boros Kendaraan, Pakar Buka Suara



BBM - Setelah pemerintah meninggikan harga Pertalite muncul suara arus bawah tentang BBM subsidi ini yang menduga kualitas dan warnanya berubah serta bikin boros kendaraan.

Pakar mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Iman Kartolaksono Reksowardojo menjelaskan pewarna tak berpengaruh pada kualitas BBM. Sedangkan anggapan Pertalite sekarang bikin boros dikatakan Iman merupakan penilaian subjektif.

"Pewarna itu tidak ada pengaruhnya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, disitat Antara, Senin (26/9).

Pertalite diketahui merupakan BBM yang memiliki penampilan visual jernih dan terang. Pertamina mewarnai Pertalite hijau.

Meski begitu beda dari Pertamax (biru) dan Premium (kuning) yang tercatat punya spesifikasi 'kandungan pewarna' maksimal 0,13 gram per 100 liter, Pertalite tak memilikinya, begitu pula Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite dan Biosolar (B30).

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan pemakaian warna pada BBM untuk membedakan saja antara Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo. Kata dia semua jenis BBM berwarna bening.

"Warna yang diberikan pada BBM hanya untuk pembeda, tidak ada kaitannya dengan boros tidaknya dalam penggunaan BBM. Zat pewarna ini tidak berpengaruh terhadap performa atau kualitas atau spesifikasi BBM," ujar Irto diberitakan CNBC Indonesia.

Irto menjelaskan spesifikasi Pertalite yang dijual ke masyarakat sesuai Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.

Iman yang membahas soal dugaan kualitas Pertalite saat ini bikin boros kendaraan menjelaskan untuk pembuktian butuh pengujian.

"Tidak bisa menilai kualitas BBM hanya dari kebiasaan sehari-hari, karena penilaian tersebut tidak terkontrol," kata Iman.

Menurut Iman yang harus dilakukan yaitu membandingkan Pertalite lama (sebelum harga naik) dengan Pertalite yang saat ini dijual di SPBU.

Situasi pengujian juga disebut harus identik, yakni rute, jam pengujian, dan jenis kendaraan. Iman bilang jika salah satu saja ada yang berbeda maka akan memengaruhi pengetesan.

Makanya, pengujian harus apple to apple. Intinya, harus ada pengujian. Jangan hanya subjektivitas," ucap Iman.

Alasan BBM Pertamina Beda Warna



BBM - Bahan bakar minyak (BBM) seperti yang ditawarkan Pertamina memiliki perbedaan warna pada jenis bensin dan diesel. Menurut Pertamina tak ada tujuan signifikan perbedaan warna itu selain sebagai pembeda visual.

BBM Pertamina jenis bensin yang ditawarkan di SPBU ada empat, yaitu Pertamax Turbo warna merah, Pertamax biru, Pertalite hijau dan Premium kuning.

Sementara pada BBM jenis diesel, Pertamina Dex hijau tua, Dexlite hijau tua cenderung transparan, dan Biosolar B30 kuning kecokelatan.

"Warna yang diberikan pada BBM hanya untuk pembeda, tidak ada kaitannya dengan boros tidaknya dalam penggunaan BBM. Zat pewarna ini tidak berpengaruh terhadap performa atau kualitas atau spesifikasi BBM," jelas Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, diberitakan CNBC Indonesia.

Pakar mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) Iman Kartolaksono Reksowardojo juga sempat membahas soal pewarna pada BBM Pertamina. Menurut dia pewarna tidak memengaruhi kualitas BBM.

"Pewarna itu tidak ada pengaruhnya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, disitat Antara, Senin (26/9).

Pewarnaan pada BBM bisa membantu masyarakat mencermati sendiri produk yang dibeli, misalnya di SPBU dicocokkan dengan warna dispenser dan nozzle yang telah disesuaikan warna jenis BBM.

Selain itu beda warna juga membantu menekan tindak kecurangan SPBU, misalnya menukar jenis BBM hingga tak sesuai warna dispenser dan nozzle.

Selain itu pewarnaan pada BBM juga berguna buat menghindari teknik menyampur atau dikenal sebagai oplosan. Pewarna pada BBM atau yang juga disebut dyes membuat konsumen atau siapapun bisa mengontrol secara visual tanpa perlu mengetahui secara detail kandungan yang terdapat di dalamnya.

Daftar Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia, Ada Indonesia?



BBM - Pemerintah Indonesia baru-baru ini menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September 2022 lalu. Meskipun naik, kenaikan harga tersebut tak menjadikan harga BBM di tanah air menjadi yang termahal di dunia.

Tercatat, harga Pertalite di SPBU Pertamina kini dijual Rp10.000 per liter dari sebelumnya Rp7.650. Solar yang semula seharga Rp5.150 per liter, naik menjadi Rp6.800 per liter. Sedangkan harga Pertamax yang merupakan BBM nonsubsidi, dijual dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Menurut laporan Global Petrol Prices, negara yang tercatat memiliki harga BBM termahal di dunia berada Hong Kong, yakni Rp44.188,301 per liter (BBM setara RON 95) per 5 September 2022. Berikutnya, ada Zimbabwe dengan harga BBM Rp38.320,106 per liter.

Setelahnya, Republik Afrika Tengah dengan harga BBM sebesar Rp33.829,821 per liter, Islandia sebesar Rp33.401,231 per liter, Norwegia Rp32.599,549 per liter, Barbados Rp32.399,020 per liter, dan Swiss berada di peringkat ketujuh dengan harga BBM termahal di dunia Rp31.330,142 per liter.

Berikut daftar harga BBM di negara Asia Tenggara menurut data Global Petrol Price per 5 September 2022:

Hong Kong: Rp44.188,301/liter

Zimbabwe: Rp38.320,106/liter

Republik Afrika Tengah: Rp33.829,821/liter

Islandia: Rp33.401,231/liter

Norwegia: Rp32.599,549/liter

Barbados: Rp32.399,020/liter

Swiss: Rp31.330,142/liter

Finlandia: Rp30.774,322/liter

Denmark: Rp30.556,873/liter

Belanda:Rp30.271,522/liter

Warga Indonesia Paling Banyak Gunakan BBM Jenis Pertalite



BBM - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, mayoritas masyarakat Indonesia paling  banyak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Persentasenya mencapai 90,4%.

“Selain paling besar penggunanya, Pertalite juga paling sering digunakan sehari-hari,” demikian dikutip dari laporan survei tersebut.

Rinciannya, ada 54% responden yang menggunakan Pertalite sebanyak 2-3 kali seminggu. Sebanyak 21,7% responden menggunakan Pertalite seminggu sekali.

Berikutnya, sebanyak 4,6% responden yang menggunakan Pertalite 2-3 kali selama sebulan. Sebanyak 5% responden menggunakan Pertalite sekali dalam sebulan. Sedangkan, 9,6% responden tidak menggunakan Pertalite dan 5,1% tidak tahu/tidak jawab.

Selain Pertalite, masyarakat Indonesia juga banyak yang menggunakan Pertamax. Persentase responden yang menggunakan BBM jenis RON 92 tercatat sebanyak 65,5%.

Ada pula masyarakat Indonesia yang menggunakan Bio Solar sebanyak 21,7%. Diikuti pengguna Pertamax Turbo sebanyak 21,4% dan Pertamina Dex 17,5%.

Adapun survei ini dilakukan melalui wawancara telepon pada 25-31 Agustus 2022 terhadap 1.219 responden di seluruh Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Selasa, 29 November 2022

GAS ALAM CAIR DAN GAS ALAM TERKOMPRESI

 


BAHAN BAKAR - Gas alam seperti gas alam cair dan gas alam terkompresi merupakan gas alam yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kapal terbang. Simak penjelasan lengkap terkait jenis gas alam cair dan terkompresi.

1. Gas Alam Cair (Liquefied Natural Gas)

Gas alam cair (liquefied natural gas) atau LNG merupakan gas alam yang digunakan sebagai bahan bakar pesawat, salah satu yang telah menggunakan bahan bakar LNG ini adalah Tupolev, yaitu produsen pesawat udara asal Rusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rory A. Roberts, Sean R. Nuzum, dan Mitch Wolff yang berjudul “Liquefied Natural Gas as the Next Aviation Fuel” (2015) bahwa LNG dapat digunakan sebagai bahan bakar kapal udara. LNG memiliki densitas yang rendah dan penggunaannya mirip seperti ketika menggunakan JP-8 (Jet propellant 8 jet fuel specified by MIL-DTL-83133).

2. Gas Alam Terkompresi (Compressed Natural Gas)

Gas alam terkompresi (compressed natural gas) atau CNG merupakan gas alam yang tidak berbau, tidak memiliki rasa, dan tidak beracun. CNG terdiri dari 93,05% gas metana, nitrogen, karbon dioksida, propana, dan etana. CNG memiliki nilai oktan yang tinggi yang menyebabkan rasio kompresi yang tinggi dan dapat beradaptasi di mesin-mesin modern. CNG telah digunakan sebagai bahan bakar kapal udara contohnya di pesawat dari Aviat Aircrafts yang bernama Aviat Husky 200 dan pesawat dari Chomarat yang bernama VX-1 KittyHawk™.